RSS

Lengkungan Senyummu

Tulisan ini kutulis dengan sepenuh hati, setidaknya ku tak akan menambah atau mengurangi apapun dalam tulisan ini. Mungkin lewat tulisan ini sedikit mewakili perasaanku, walaupun kusadari perasaanku tak dapat terwakili oleh tulisan seindah apapun, baik itu dibuat oleh Shakespare atau bahkan Khalil Gibran sekalipun. Ahh ini terlalu rumit untuk diungkapkan dengan kata kata, tapi mungkin kau pasti tau apa maksudku, baik tersirat maupun tersurat.
Entah kenapa aku memiliki keyakinan, engkau membaca tulisan ini dan engkau sedang tersenyum lebar membacanya dengan jantung yang berdegub dengan kencang. Bukannya aku bermaksud sombong tapi sekarang aku bisa melihatmu sedang membaca tulisan ini. Mukamu memerah karena malu dan senyummu mengembang dengan sempurna, seperti bulu burung merak yang sedang memikat lawan jenisnya.
Tenang saja, aku tak memiliki mata yang bisa melihat tembus tembok atau memiliki sixsense yang dapat melihat apa saja yang kau lakukan setiap harinya. Privasimu masih tetap terjaga. Aku hanya memiliki mata hati yang sangat peka jika berhubungan dengan dirimu. Wedew jangan anggap ini gombal ya, sungguh apa yang kutulis mengalir saja dalam pikiranku yang telah bersinergi baik dengan hatiku.
Okelah cukup sudah rasanya basa basi ini, yang mungkin kau anggap sebagai gombalan murahan. Tapi aku bingung aku mulai darimana tulisan ini. Aku jadikan apa tulisan ini, cerpen? Bukan, artikel? Ahh terlalu berat. Sepertinya tak terlalu penting tulisan ini digolongkan menjadi apa? Toh kamu bukan guru Bahasa Indonesiakan. Judul? Kamu buat sendiri aja ya, karena judul manapun tak mampu bisa untuk mendeskripsikan tulisan ini, apalagi perasaan ini.
Pertama kali berkenalan sama kamu itu tak sengaja, ya sekelebat lewat sosmed. Tapi menatap wajahmu dengan lekat itu baru kesengajaan. Aneh memang tapi sungguh aku melihat wajahmu dengan seksama dari sebuah foto yang aku coba buat menjadi sebuah penyemangat hari hariku. Mencoba menatap dengan seksama, sungguh indah di pandanganku seorang wanita dengan senyuman tulus dengan wajah yang kalem, pas sekali takarannya dengan seleraku. Pas sekali manisnya pas gurihnya, jika kamu diibaratkan sebagai makanan. Setelah itu, selamat kamu telah menghipnotis pikiranku.
Aku tak mengatakan kamu selalu ada dalam pikiranku, baik waktu ramai atau sendiri. Tidak, wajahmu tak dapat memenuhi segala pikiran diotakku. Tapi aku selalu mengingatmu ketika melihat wanita cantik berlalu dihadapanku, sambil bergumam aku ucapkan, “Wajahmu lebih cantik dari dirinya.”
Sebenarnya bukan itu saja, aku suka kamu yang tak banyak omong, kamu yang pendiam. Karena jujur aku adalah orang yang tak suka melihat wanita yang banyak omong yang membicarakan banyak sekali bualan yang tak penting. Aku adalah orang yang mencintai ketenangan yang selalu hanyut dalam simfony alam ketika ia membelaiku dengan hangat lewat semilir angin. Aku tak suka kegaduhan dan kamu lah orang yang mengisi pandanganku dengan keteduhan dan ketenangan ketika aku telah bosan melihat “sampah sampah kota” yang berserakkan.
Dan tetaplah tersenyum, karena senyummu itulah yang benar benar mempesona mataku. Bagaikan oase diruang angkasa, bukan digurun lagi. Karena diruang angkasa sangat sulit ditemukan air. Ahh kenapa tulisanku kacau seperti ini? Mungkin ini karena efek ketika aku mengenang senyummu dibibir yang indah.
Kenapa tulisanku saat ini seperti sedang menggombal ya, padahal jujur yang kutulis ini murni dari hatiku tak kulebihkan sedikitpun untuk mendramatisir suasana. Dan jangan kau anggap tulisan ini sebagai ungkapan perasaan cintaku padamu. Karena tak mudah memasukkan wanita dalam kehidupanku. Aku mencintai proses, semoga kau pun juga. Sumpah kenapa gue sombong amat ya, yang sebenarnya kacau balau ini.
Bila suatu saat kita bertemu, plis jangan malu malu untuk tersenyum padaku. Kamu tau nggak kenapa Julius Caesar mencintai Cleopatra, itu karena senyum Cleopatra telah membuat Caesar tergila gila. Tak perlu pelet sakti atau susuk yang kau masukkan dibagian manapun tubuhmu. Cukup kau tersenyum padaku, itu saja.

Renungan Tentang Kode

Yak, selamat malam kamu-kamu yang nggak lelah ngasih kode. Nggak tau deh di pekain apa enggak. Nah, kali ini gue mau ngomongin soal perkodean.
Cewek-cewek pasti akrab banget nih sama yang namanya kode, yang namanya ngomong-ngomong kode itu selalu dikait-kaitkan sama peka atau nggak peka. Sebenarnya dari masalah ini banyak yang bisa kita obrolin, salah satunya adalah.. Ya gini, sebelum kamu ngejudge seorang cowok itu nggak pekalah atau nggak peduli lah. Kamu harus evaluasi dulu, masalahnya adalah kode yang kamu kasih itu dapat dimengerti nggak sama dia?
Jangan-jangan kode dari kamu aja yang terlalu rumit, mungkin aja kan? Nah, belum lagi kode yang kamu gunain itu sepakat nggak? atau sama nggak sama kode yang coba dia terjemahin?
Misalnya kamu ngasih kode dalam bentuk kode morse misalnya, tapi si cowok ngertinya cuma tentang kode semafur gitu.
Sampe kapanpun nggak akan ketemu, kayak sekarang gini.. Nggak akan ketemu kan? Sampe kapanpun.


Nah, terus ada beberapa kemungkinan, misalnya ada mungkin dari kamu ngerasa 'Oh, aku udah ngasih kode kak. Tapi sebenernya dia udah tau, tapi dia diem aja gitu pura-pura'
Nah, kalo masalah ini ada banyak kemungkinan juga. Kalo menurut teori gue, kalo misalnya cewek udah ngasih kode, terus cowoknya diam aja atau nggak nanggepin. Itu ada beberapa kemungkinan.

Pertama, dia emang nggak peka. Kedua, dia nggak peduli. Yang ketiga, dia nggak peka, dia juga nggak peduli.
Ada satu lagi, yak yang keempat. Dia sebenernya peka, cuma ya dia nggak suka sama kamu, makanya di diamin aja. Ya kan kamu ngasihnya kode, misalkan kamu ngasih kode nih, ngasih kode ke dia, terus tiba-tiba dia nanggepin gitu 'Eh cewek, gue nggak suka sama lo, lo nggak usah ngasih kode sama gue lagi' Seandainya cowok itu peka, kan nggak mungkin. Kalo kode ya pasti dibalasnya dengan kode juga dong. Nah, masalahnya adalah kamu tau nggak, bahwa diemnya dia itu adalah kode buat kamu, bahwa dia itu nggak suka sama kamu. Kamu peka nggak? Katanya cewek-cewek peka..
Yaudah, gitu aja sih. Coba dipikirin lagi deh ya..
Dipikirin lagi, jadi sebenernya siapa yang nggak peka. Oke?

Sambil kalian mikir, gue mau ngasih sedikit pendapat gue. Khususnya buat cewek-cewek yang ngasih kode ini.
Nah biasanya kan, ya mungkin cewek-cewek itu udah pada capek. Misalnya ngasih kode ke cowok tapi nggak dipekain atau nggak dipeduliin segala macam.
Tapi menurut gue, cewek itu harus mempertahankan metode kode ini. Kenapa? Ya, biar cowok-cowok pada penasaran. Nah terus biar memancing inisiatif dari cowok juga. Kenapa? Ya, karna biar cowok-cowok jadi gentle, cowok yang gentle itu cowok yang punya inisiatif, cowok yang lembut, cowok yang nggak akan membiarkan ceweknya menunggu.

Ditikung

image

“Disaat gemetarnya aku karna ingin mengungkapkan semua perasaan ini yang sebenarnya ke kamu.

Seketika rasa gemetar itu berubah menjadi rasa kesal, disaat ada yang mendahuluiku, dan akhirnya akupun frustasi.


image

Kamis Jumat Sabtu

Hari ini cuaca cerah, walaupun agak berasap seperti biasanya. Alarm hp gue pun berdering membangunkan gue dikasur yang nyaman ini, walaupun ini kasur gak senyaman pundak cewek yang gue sandarin kemarin. Gue pun bangun untuk mematikan alarm yang udah berisik banget, gue coba bangun dengan tenaga seadanya. Tapi nih kasur punya kharisma tersendiri yang membuat gue gak bisa move on dari dia, jadi gue putusin buat tidur lagi.
Kasur gue ditendang-tendang sama kakak sepupu. Walaupun gak banyak omong, tapi kekuatannya cukup gede buat ngebangunin gue. Akhirnya setelah 5 menit gue berhasil ngumpulin nyawa, gue ngeliat jam di hp gue. Ternyata, udah jam 6:45. Anjrit, ini berarti 15 menit lagi bel masuk di sekolah udah bunyi. Ini berarti gue cuma waktu sedikit buat mandi. Buru-burulah gue ke kamar mandi, akhirnya dalam waktu 5 menit gue udah siap untuk pergi. Karena buru-buru tadi, jadi gue gak bisa ganteng maksimal. Bodo ah mau ganteng apa enggak, yang penting gue gak telat.

Gue pun berangkat ke sekolah, sekolah yang jauhnya itu udah hampir sama jaraknya ke luar kota.
Sekarang gue udah gak bisa lagi menikmati perjalanan gue seperti biasanya, gue sekarang harus buru-buru biar gak telat. Akhirnya gue sampai disekolah jam 7:15, semua siswa ternyata udah masuk ke dalam kelas. Kecuali siswa yang telat, yang kayak gue. Gue pun masuk ke dalam kelas dengan stay cool nya, ternyata ada pengumuman. Sekolah bakalan ngadain perkemahan kamis, jumat, sabtu, minggu. Berarti itu tanggal 16, 17, 18, 19 Oktober 2014. Mendengar pengumuman gitu, temen gue pada heboh, ada yang seneng, nangis, teriak-teriak gak jelas. Gila emang, udah kayak orang kesurupan aja.

Sepulang sekolah, gue langsung datangin nyokap di rumah.
"Ma, bima mau pergi kemah hari kamis, jum'at, sabtu, minggu. 4 hari aja, boleh gak?" Tanya gue ke nyokap.
Gue udah mikir, pasti gak bakal dibolehin.

"Oh, yang 7 hari gak ada?" Jawab nyokap ke gue.
Kampret, kayaknya nyokap seneng banget gue gak ada dirumah.

Sekarang udah hari rabu, hari ini bakal di umumin temen-temen sanggahnya buat perkemahan. Gue masuk di sanggah II cowok, ternyata isi nya komplotan-komplotan gue di lokal. Gak tau lagi dah gue ini besok bakalan gimana haha.

Hari selanjutnya, Kamis. Gue ke sekolah bawa barang-barang buat kemah, tas udah kayak koper. Pagi ini kami upacara di sekolah sebelum diberangkatkan ke lokasi perkemahan. Setelah upacara selesai, gue dan temen-temen langsung pergi ke luar sekolah, dimana kendaraan kami buat ke lokasi itu diparkir. Ah kampret, kendaraannya mainstream banget. Kami pergi ke lokasi pake truk, gak tau lagi gue ini gimana. Yaudah gue ikutin aja, hitung-hitung buat pengalaman karena gue gak pernah kayak gini haha.

15 menit kemudian, akhirnya kami pun sampai di lokasi pada siang hari. Sampai disana kami langsung milih tempat buat ngediriin tenda. Akhirnya sanggah gue sama sanggah lokal sebelah, yang isi nya juga mafia-mafia milih tempat paling ujung, jauh dari tenda lain. 30 meter jaraknya sama tenda yang lain, jadi diujung ini cuma ada tenda kami berdua. Udah kayak orang pacaran yang lagi mojok aja.
Lanjut, kami pun ngediriin tenda dengan perlengkapan sekurang-kurangnya. Ya gapapalah. akhirnya tenda kami pun berdiri dengan gantengnya. Terus kami istirahat di dalem tenda, tiba-tiba terdengar bunyi sangkakala. Panggilan para penghuni-penghuni buat ke lapangan, semua peserta pun ke lapangan buat upacara. Ah gila, panas-panas gini upacara. Gue lihat orang-orang disekitar gue, ada yang nutupin mukanya pakai baret, saking gak kuat melawan panasnya matahari. Ada yang sembunyi dari matahari di belakang temennya, udah kayak main petak umpet. Ada yang duduk, ada yang jongkok, tiarap, baring, semuanya deh. Muka mereka udah merah-merah, lehernya udah hitem. Gue gak tau muka gue kayak gimana ini, karena gue gak bisa ngelihat muka gue sendiri.

Setelah melawan panas matahari yang cukup lama, akhirnya kami menang. Peserta pun di persilahkan buat kembali ke tenda, gue pun tidur di tenda. Temen gue pada main domino, gak lama kami pun disuruh kembali ke lapangan. Upacara lagi, katanya ada kepala dinas yang datang. Kami pun buru-buru ke lapangan, bertarung melawan panasnya matahari. Gue gak tau itu pembina ngomong apaan, dan lagi ngapain. Saking panasnya, akhirnya setelah upacara selesai, peserta dipersilahkan kembali ke tenda masing-masing buat istirahat.
Gue pun kembali tidur di tenda, temen gue main domino lagi.

Tiba-tiba cuaca mendung, ini pasti hujan. Gak lama, hujan pun turun. Gue keluar tenda, ngeliat keadaan diluar karena tenda kami jauh dari tenda lainnya. Semuanya pada sibuk, gak tau sibuk apaan. Kayaknya lagi siap-siap buat hujan, benerin tenda nya biar gak rubuh. Kayaknya bakalan ada badai, tornado, atau tsunami nih pikir gue. Gue pun manggil temen gue yang lagi asyik main di dalem, bikin aliran buat air hujan biar ntar airnya gak masuk ke tenda, ntah apa yang penting gitu lah.

Ini foto tenda kami saat menyambut badai yang akan datang

Kami basah-basahan kerjanya, terus hari udah gelap. Hujan semakin deras, ternyata tendanya bocor. Semua basah, terus didalam tenda tinggal gue berempat sama temen gue. Yang lainnya gak tau kemana, kayaknya mereka udah hanyut dibawa air hujan. Mau gak mau, kami berempat harus bawa barang-barang mereka, ya nama nya setia kawan ya. Masing-masing kami bawa 2 tas, semuanya pakai jaket, udah kayak boyband. Kami berempat saling bertatap mata, udah ngasih kode kalau kita udah ready buat tempur sama air hujan.

"Kita harus bawa barang mereka, selamatkan semua. Kita demi kawan, walaupun kawan demikian." Kata temen gue, ngomong serius, udah kayak di film action.

Lalu kami bertiga keluar tenda, berlari dan terus berlari walau diguyur hujan yang cukup lebat sambil membawa barang-barang temen yang pergi ntah kemana tadi menuju gedung yang ada di deket lokasi perkemahan. Pas dijalan, ternyata orang lain juga pada berlari. Kampret, kami gak tau ternyata udah pada disuruh sama panitia buat evakuasi ke gedung itu. Sampai di gedung itu, ternyata temen gue yang hilang kebawa air hujan tadi udah pada duduk cantik di pinggir gedung itu, sambil meratapi hujan. Kayaknya dia flashback sama kenangannya, tapi bodo ah. Anjrit, kami hujan-hujanan bawa barang mereka, mereka malah udah bertenang duluan disana. Tapi ya namanya kawan gapapa lah, kami ikhlas kok.

Gak berapa lama di gedung itu, ternyata banyak yang kesurupan, ada yang mata nya merah, nangis-nangis, teriak-teriak, terus ada juga yang moshing. Gila ya, udah kayak lagi nonton konser metal aja. Kelihatan kayaknya yang lain pada panik, tapi gue cuma bingung dan menikmati apa yang gue lihat. Ada yang takut, mereka nelpon orang tua nya, buat nyuruh orang tuanya ke lokasi perkemahan. Termasuk gue, tapi buat ngantarin uang aja haha.
Oke lanjut, hari udah malem. Yang lain udah pada tidur, tinggal gue bertiga sama temen gue yang tadi. Yang satu lagi udah tertidur, dia sih emang terkenal gampang banget tidurnya. Dia bisa tidur dalam posisi apa aja, bahkan saat duduk dikelas, jadi wajar aja bagi kami.
Jam 2:30, gue yang tadi bertiga sama temen duduk di luar gedung, main gitar. Gak lama, terdengar suara aneh dibelakang kami. Padahal gak ada orang, karena dibelakang kami itu hutan. Gue diem aja, temen gue yang tadi juga pura-pura gak tau. Terus kami lanjut main gitar lagi, gak lama suara yang tadi terdengar lagi. Tapi dengan suara yang keras, gue gak kuat lagi. Kami bertiga pun tanpa dikasih kode langsung pergi masuk ke dalam gedung lagi. Di dalam gedung kami duduk, cerita-cerita. Terus ngerjain orang yang lagi tidur, karena bosennya haha. Jam 4:00, kami bertiga udah terlentang, ikutan tidur sama temen gue yang satu lagi. Kata orang sih kami berempat tidur nya dempet, udah kayak kakak beradik. Tapi bodo ah, yang namanya orang lagi tidur, mana tau. Jam 6:00 kami dibangunin sama temen yang lain. Gue liat orang lain udah pada gak ada, udah pindah ke tenda nya masing-masing tadi. Di gedung itu tinggal kami berempat yang belum bangun, kami bangun. Kami pindah ke tempat yang lebih enak, terus lanjut tidur lagi. Dan akhirnya jam 6:45 kembali dibangunin sama temen karena ada pembina haha.

Sekarang hari jumat, gue liat di tenda yang lain udah pada masak. Tenda kami dari awal sampai sekarang gak pernah masak, eh ternyata gak ada yang bawak kompor, pantes. Jadi telur sama mie yang kami bawa, kami kasih ke cewek. Suruh mereka masakin, simple ya. Selesai makan, semua pada siap-siap buat mandi sebelum sholat jumat. Udah mandi, akhirnya bisa ganteng maksimal kembali. Setelah kemarin seharian gak ada mandi ya, ditambah lagi nanti sholat jumat. Pasti bakalan banyak yang update status kayak gini

"Siap sholat jumat, jadi tambah ganteng" itu yang bikin status dia sholatnya di masjid, apa di salon?

Next, siap solat. Kami pun kembali ke gedung tadi, gue bertiga sama temen tidur, yang lainnya
main domino, seperti biasa. Jam 18:00 gue bangun, pas bangun gue liat muka temen gue udah pada hitem-hitem. Pada dikerjain, tapi lagi-lagi gue gak dikerjain. Mungkin rejeki anak sholeh kali ya.
Hari ini, tenda kami kosong. Gak ada satu pun yang ada di lingkungan tenda, satu hari itu kami gak ada ngantar absen. Parah emang, terus malam ini juga malam api unggun. Dan lagi-lagi masih ada aja yang kesurupan, ada yang teriak-teriak, sama moshing lagi kayak di konser metal kemarin. Selesai api unggun, ada acara pentas seni. Temen gue B4 tampil, stand up. Walaupun garing, yang penting ketawa aja ya. Udah selesai acaranya, terus semuanya disuruh tidur. Jam 11:00 kami belum tidur, lagi ngemil karena pas banget orang tua pada ngantarin makanan. Jam 12:00 gue lihat temen lain udah pada tidur, seperti biasa gue berempat sama temen gue belum tidur. Dan seperti biasa lagi, ngerjain orang yang lagi tidur.
Jam 12:30 gue udah gak kuat, udah ngantuk. Gue putusin buat tidur lagi, walaupun tadi siang udah bobok cantik sepuasnya.

Hari ini hari sabtu. Jam 6:00 gue bangun, gue liat yang lain juga udah pada bangun. Gak lama, gue sama temen pergi ke tenda cewek buat minta makanan. Sampai di sana, yang ada malah dimarahin sama mereka.

"Kalian sekali-sekali lah ngertiin kami, kami terus yang ngertiin kalian" kata temen cewek gue itu sambil marah-marah.

Dengar mereka ngomong gitu, gue yang jomblo berasa jadi pacar mereka. Karena mereka minta gue buat ngertiin mereka. Karna mengetahui kayaknya pagi ini kami gak bakalan dapet makanan, gue pun sama yang lain pun balik lagi ke tenda, siap-siap buat mandi. Selesai mandi, ternyata ada acara haeking. Kami pun gak ada yang ikutan, yang lain pada sibuk haeking. Kami pergi ke rumah makan terdekat buat makan, karena udah gak tahan lagi haha. Setelah makan, kami balik lagi ke lokasi kemah. Yang haeking kayaknya udah pada siap, gue liat badan mereka udah kotor sama lumpur. Kayaknya mereka disuruh tiarap dilumpur, atau berenang di parit. Syukur deh gue gak ikutan.

Tiba-tiba ada pengumuman, ternyata kami baliknya siang ini, gak jadi hari minggu. Ampas nya lagi, baliknya itu sendiri-sendiri, maksudnya apaan coba. Pergi dianter, pulang gak dijemput. Gue pun nelpon orang tua buat ngejemput, walaupun pulsa lagi sekarat. Ternyata gak masuk-masuk, mungkin handphone bokap lagi mati. Pas gue cek pulsa, ternyata sisa pulsa Rp. 0. Gue pun berjuang buat minjem handphone temen, akhirnya bisa. Setelah menunggu, akhirnya bokap sama nyokap gue pun tiba.

Kemarin sebelum ikut perkemahan, muka gue masih enak dipandang. Tapi waktu gue balik ke rumah lagi, muka gue udah gak karuan lagi.